Gaza, Palestina | mantiknews.com – Di sebuah tenda rumahnya, Mohammed al-Nabahin, 77 tahun, tersentak mendengar berita di radio tentang rencana Israel mendirikan kantor migrasi “sukarela” bagi warga Palestina di Gaza. Rencana yang diusulkan oleh Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, ini bertujuan untuk memfasilitasi keluarnya warga Palestina yang “ingin bermigrasi” ke negara ketiga, tanpa menyebutkan hak mereka untuk kembali ke tanah asal mereka.
Mohammed, yang mengalami pengusiran dari tanahnya, menolak gagasan tersebut dengan tegas. “Mengapa kami harus meninggalkan negara kami? Jika mereka ingin mengusir kami, biarkan mereka mengizinkan kami kembali ke tanah kami di Palestina yang diduduki!” ujarnya kepada Al Jazeera. Pernyataan ini mencerminkan kerinduan dan ketahanan warga Gaza yang terjebak dalam situasi sulit.
Rencana pemaksaan pengungsian ini, yang oleh banyak pihak dianggap sebagai bentuk pembersihan etnis, muncul di tengah kekerasan yang berkepanjangan dan meningkatnya serangan Israel di wilayah tersebut sejak (18/3), Seperti yang diungkapkan oleh banyak saksi, masyarakat Gaza merindukan masa kecil yang kini terdampak oleh situasi yang mencekam.
Sementara itu, sejumlah laporan menyebutkan bahwa lebih dari 140.000 orang telah mengungsi dalam seminggu terakhir akibat serangan Israel selama sepekan ini.
Di tengah konflik, aktifis Gaza seperti Mohammed al-Nabahin terus menggema, menegaskan hak untuk tinggal dan menyatakan penolakan terhadap skema pemindahan atau migrasi yang dipaksakan. Dilansir dari Al Jazeera.com
