Connect with us

BERITA

Anindya Bakrie: Kolaborasi Publik–Swasta Kunci Daya Saing Indonesia

Published

on

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie. (Foto:Ist)
Example 300x300

Jakarta | MantikNews.com — Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menegaskan bahwa kunci untuk memperkuat daya saing nasional di tengah percepatan transisi ekonomi global adalah kolaborasi publik–swasta yang lebih erat, strategis, dan terarah.

Pesan tersebut disampaikan Anindya, yang akrab disapa Anin, dalam acara peluncuran program Indonesia Jobs and Skills Accelerator, inisiatif bersama World Economic Forum (WEF) dan Kementerian PPN/Bappenas, di Jakarta International Convention Center (JICC), Selasa (11/10/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan nasional dan global.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan sangat bergantung pada kolaborasi yang lebih dalam dan terarah antara sektor publik dan swasta,” ujar Anin. “Dunia usaha telah menjadi motor inovasi dan pencipta lapangan kerja. Namun agar dampaknya lebih luas, kita perlu memastikan adanya keselarasan kebijakan, investasi yang tepat sasaran dalam pengembangan SDM, serta keterhubungan antara kebutuhan industri dan prioritas pembangunan nasional.”

Anin menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia kini tengah mengalami perubahan struktural besar akibat tiga faktor utama: transisi hijau, digitalisasi, dan pergeseran rantai nilai global. Tantangan ini menuntut model pembangunan baru yang tidak hanya bertumpu pada pemerintah, melainkan juga mengoptimalkan peran dunia usaha dan inovasi swasta.

Menurutnya, inisiatif seperti Indonesia Jobs and Skills Accelerator menjadi jawaban atas kebutuhan mendesak untuk menjembatani kesenjangan keterampilan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri. Program ini akan mempertemukan pelaku usaha, pembuat kebijakan, akademisi, dan masyarakat sipil untuk merancang solusi kolektif dalam menciptakan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan.

“Program ini menjadi katalis bagi upaya skilling, reskilling, dan upskilling tenaga kerja Indonesia agar lebih adaptif terhadap kebutuhan industri yang terus berkembang,” kata Anin. “Kita juga ingin memastikan inklusivitas bagi perempuan, penyandang disabilitas, dan pekerja informal agar tidak tertinggal dalam arus perubahan.”

Lebih lanjut, Anin menegaskan bahwa fokus program ini pada prinsip Gender Equality, Disability Inclusion, dan Social Equity (GEDSI) sejalan dengan visi besar Kadin untuk membangun pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkeadilan.

Dengan sinergi antara ekosistem kewirausahaan nasional, investasi sektor swasta, serta kebijakan pemerintah yang visioner, Indonesia diyakini dapat melahirkan tenaga kerja tangguh dan kompetitif, sekaligus memperkuat posisi negara di panggung ekonomi global berbasis digital dan rendah karbon.

“Indonesia Jobs and Skills Accelerator adalah contoh nyata bagaimana kemitraan publik–swasta dapat menerjemahkan tujuan bersama menjadi dampak nyata bagi pembangunan nasional dan daya saing global,” tutup Anin.

Dalam forum yang sama, hadir pula Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, CEO Sintesa Group Shinta W. Kamdani, serta Deputi Bappenas Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kependudukan, dan Ketenagakerjaan Maliki.

Mereka sepakat bahwa percepatan digitalisasi dan transisi hijau akan membawa perubahan besar terhadap struktur pekerjaan dunia. Berdasarkan Laporan World Economic Forum: Future of Jobs Report 2025, sekitar 22% jenis pekerjaan global akan berubah dalam lima tahun mendatang — dengan 170 juta pekerjaan baru tercipta dan 92 juta pekerjaan lama hilang.

Lima pendorong utama transformasi tersebut meliputi percepatan teknologi, transisi hijau, perubahan demografi, fragmentasi geoekonomi, dan ketidakpastian ekonomi global.

Para pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan pun diharapkan dapat memperkuat sinergi lintas sektor agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi pemain utama dalam ekonomi masa depan — yang berorientasi pada inovasi, keberlanjutan, dan inklusivitas sosial.

Example 300x300
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *