Pendidikan
Wamendikdasmen Tinjau MPLS di SMAN 22 Jakarta: Tegaskan Pentingnya Lingkungan Sekolah yang Ramah dan Edukatif


Jakarta | alimannews.com – Wakil Menteri Pembelajaran Bawah serta Menengah( Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, melaksanakan kunjungan formal ke SMA Negara 22 Jakarta pada Senin( 14/ 7/ 2025) buat meninjau langsung penerapan hari awal aktivitas Masa Pengenalan Area Satuan Pembelajaran( MPLS) Ramah. Aktivitas ini menandai dimulainya tahun ajaran baru 2025/ 2026 di segala jenjang pembelajaran di Indonesia.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dalam kunjungan tersebut, Atip berperan selaku pembina upacara bendera serta membagikan amanat kepada segala masyarakat sekolah, tercantum para siswa baru yang mengawali babak baru dalam ekspedisi pembelajaran mereka di tingkatan menengah atas.
“ Hari ini merupakan momen berarti serta memiliki untuk adik- adik murid baru. Ini bukan semata- mata dini tahun ajaran, namun pula dini dari langkah baru dalam menata masa depan,” ucap Atip di hadapan partisipan upacara.“ MPLS Ramah merupakan ruang menyesuaikan diri yang wajib mengasyikkan, nyaman, serta membangun kepribadian.”
Dalam sambutannya, Wamendikdasmen menegaskan kalau aktivitas MPLS Ramah tidak boleh memiliki faktor perpeloncoan ataupun aksi yang merendahkan martabat siswa. Dia menegaskan supaya sekolah seluruhnya meninggalkan praktik- praktik lama yang tidak mendidik serta tidak cocok dengan semangat pembelajaran yang humanis.
“ Seluruh wujud aktivitas yang tidak relevan secara edukatif, semacam bawa beberapa barang tidak berarti, pemberian tugas tidak esensial, sampai pemakaian panggilan yang merendahkan, wajib dihentikan. MPLS bukan ajang pengujian raga ataupun mental,” tegasnya.
Dia menekankan kalau MPLS Ramah wajib dirancang selaku proses pengenalan area belajar secara mengasyikkan serta inklusif. Fokusnya merupakan membangun interaksi yang sehat antar siswa, mengenalkan sistem pendidikan, dan meningkatkan rasa mempunyai terhadap sekolah selaku rumah kedua.
Atip pula menguraikan kalau MPLS tahun ini dirancang dengan pendekatan penguatan kepribadian dan etika lewat aktivitas yang menunjang profil pelajar Pancasila. Salah satu instrumen utama dalam pendekatan ini merupakan asesmen dini ataupun asesmen diagnostik yang digunakan buat menguasai latar balik serta kesiapan belajar siswa baru.
“ Asesmen dalam MPLS tidaklah tes, melainkan pemetaan dini buat mengidentifikasi kemampuan, atensi, dan tantangan yang dialami partisipan didik. Ini jadi landasan berarti untuk guru dalam membiasakan pendekatan pendidikan,” jelas Atip.
Buat membenarkan prinsip- prinsip MPLS Ramah dijalankan secara tidak berubah- ubah, Departemen Pembelajaran Bawah serta Menengah bekerja sama dengan Dinas Pembelajaran Provinsi dan pihak sekolah membentuk regu pemantau lapangan. Kedatangan regu ini diharapkan sanggup menjamin kalau segala kegiatan MPLS senantiasa terletak dalam koridor edukatif serta menghargai hak- hak partisipan didik.
Di akhir sambutannya, Wamendikdasmen membagikan pesan spesial kepada para siswa senior supaya melaksanakan kedudukan selaku kakak pembimbing yang ramah, bukan intimidatif.
“ Kita mau membangun budaya sekolah yang silih membimbing, bukan membebani. Kakak kelas wajib jadi penyemangat, bukan sumber tekanan. Malah indah bila pertemuan dini ini jadi dini dari persaudaraan yang tulus di area sekolah,” tuturnya.
Dia mengajak segala ekosistem pembelajaran buat berkomitmen menjadikan sekolah selaku ruang nyaman, inklusif, serta mengasyikkan untuk seluruh partisipan didik.
Dalam peluang terpisah, Staf Pakar Menteri Pembelajaran Bawah serta Menengah Bidang Manajemen Talenta, Mariman Darto, ikut melaksanakan pemantauan penerapan MPLS Ramah di SDN 07 Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Mariman mengantarkan kalau penerapan MPLS Ramah di sekolah tersebut berjalan mudah serta penuh keceriaan. Aktivitas yang mengaitkan interaksi aktif antara guru, siswa, serta orang tua ini mencerminkan semangat kolaboratif dalam menghasilkan area belajar yang sehat.
“ Orang tua nampak bahagia sebab dilibatkan semenjak dini. Aktivitas yang dicoba mengedepankan pendekatan persuasif, tanpa tekanan, serta membangun keyakinan antara sekolah serta keluarga,” ucapnya.
Dia merujuk pada Pesan Edaran Menteri Pembelajaran Bawah serta Menengah No 10 Tahun 2025 yang menekankan kalau tujuan MPLS Ramah merupakan meningkatkan kepribadian dan menguatkan profil pelajar lewat beberapa program semacam Gerakan 7 Kerutinan Anak Indonesia Hebat, Pertemuan Pagi Riang, dan pengenalan profil lulusan.
Mariman meningkatkan kalau MPLS Ramah dirancang tidak cuma buat mengenalkan budaya serta tata tertib sekolah, namun pula berikan ruang menyesuaikan diri yang positif terhadap area raga, sosial, serta emosional partisipan didik.
Salah satu orang tua siswa SDN 07 Kramat Pela, Nuraini, mengantarkan apresiasinya terhadap pendekatan yang dicoba sekolah. Dia merasa bahagia sebab orang tua ikut dilibatkan dalam aktivitas pra- MPLS yang diselenggarakan pada Jumat( 11/ 7).
“ Kami jadi ketahui aktivitas apa saja yang dicoba kanak- kanak dikala awal kali masuk sekolah. Suasananya nyaman, aman, serta penuh kegembiraan. Sekolah membenarkan tidak terdapat kekerasan,” ungkap Nuraini.
Departemen Pembelajaran Bawah serta Menengah berharap supaya prinsip- prinsip MPLS Ramah bisa jadi acuan standar nasional di segala satuan pembelajaran di Indonesia. Pendekatan yang berfokus pada keselamatan, keceriaan, dan penguatan nilai- nilai kepribadian diyakini selaku fondasi berarti dalam membangun generasi penerus bangsa yang tangguh serta berdaya saing.
“ Sekolah wajib jadi rumah kedua untuk murid, tempat tumbuhnya ilmu, harapan, serta pribadi- pribadi kokoh yang siap mengalami masa depan,” pungkas Atip.
