Connect with us

BERITA

Din Syamsuddin di Wonosobo 1447H: Saatnya Umat Islam Hijrah dari Budaya Bobrok ke Budaya Mabruk

Published

on

Warga menyaksikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. M. Din Syamsuddin ceramah pada Peringatan Tahun Baru 1447 Hijriyah di Dusun Deles, Desa Lumajang, Kecamatan Watumalang, Wonosobo, 29 Juni 2025. Foto:Ist

Wonosobo | mantiknews.com – Umat Islam dan bangsa Indonesia dewasa ini harus berhijrah dari budaya bobrok kepada budaya mabruk. Demikian ditegaskan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. M. Din Syamsuddin dalam ceramahnya pada Peringatan Tahun Baru 1447 Hijriyah di Dusun Deles, Desa Lumajang, Kecamatan Watumalang, Wonosobo, 29 Juni 2025. Peringatan Tahun Baru Hijriyah yg diadakan oleh Panitia Hari Besar Islam Dusun Deles diikuti sekitar 4000 jamaah yg memadati lapangan sepakbola dusun di ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi perbukitan indah dekat Daratan Tinggi Dieng. Hadir Kepala Dinas PUPR yg mewakili Bupati Wonosobo, para ulama dan tokoh Ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Dewan Masjid Indonesia, Aisyiah, dan Muslimat NU.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Dalam kaitan dengan Peringatan Tahun Baru Hijriyah Din Syamsuddin memberi apresiasi kepada masyarakat Dusun Deles yg memprakarsai acara meriah itu, di tengah kelangkaan Peringatan Tahun Baru Hijriyah dibandingkan dengan Perayaan Tahun Baru Masehi ataupun Tahun Baru Imlek yg biasanya sangat meriah. Saatnya umat Islam dan bangsa Indonesia secara keseluruhan untuk berhijrah dari budaya bobrok menuju budaya mabruk. Budaya bobrok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terakhir ini yg ditandai oleh perilaku bobrok seperti merajalelanya korupsi, kolusi, kebohongan, ketidakadilan, kekerasan, dan KKK yg lain menciptakan malapetaka nasional yg harus segera diatasi. Kalau tidak, maka Infonesia, seperti pernah disinyalir oleh Jenderal Purn Prabowo Subianto pada Tahun 2018 Indonesia dapat menjadi negara gagal.

Oleh karena itu, menurut Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat itu, umat Islam harus bangkit memprakarsai perbaikan dan perubahan. Umat Islam tidak boleh diam dan berpangku tangan terhadap kemungkaran-kemungkaran yg terjadi. Maka Peringatan Tahun Baru 1447 Hijriyah harus dijadikan sebagai momentum menggerakkan Hijrah Rohaniah dari kebobrokan menuju kemabrukan, bukan sekedar Revolusi Mental yg akhirnya mental. Umat Islam dan Bangsa Indonesia harus meninggalkan semua perilaku bobrok tadi utk diganti dengan perilaku mabruk seperti berlaku jujur dan adil, kerja keras, kerja sama, tidak serakah apalagi menumpuk kekayaan secara tidak sah.

Budaya Mabruk adalah budaya menghimpun dan mendayagunakan kebaikan-kebaikan yg ada di sekitar kita, yg kemudian kita akan memperoleh kebaikan dari Allah SWT. Kemabrukan merupakan pertemuan antara dua kebaikan yaitu kebaikan berupa anugerah Allah SWT atas bangsa Indonesia dan kebaikan yg ditambahkan Allah SWT karena bangsa ini menjalankan nilai-nilai dan ajaranNya.

Itu semua meniscayakan adanya persatuan dan kebersamaan di antara kita. Maka menurut Din Syamsuddin, yg pernah menjadi Ketua Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama/IPNU di Sumbawa sewaktu SMP dulu, kebersamaan dan kerja sama antara NU dan Muhammadiyah, khususnya, mutlak perlu. Jauhkan silang sengketa apalagi mengenai masalah furuiyah (masalah cabang-cabang dalam agama). Oleh karena itu, “saya bersyukur dan berbangga dengan kebersamaan umat Islam lintas organisasi di Dusun Deles ini. Saya berbangga dan terharu kegiatan ini dikawal oleh Kokam Pemuda Muhammadiyah dan Banser GP Ansor. Bahkan tadi sewaktu saya mememasuki Dusun Deles langsung disambut oleh jip Banser dan Kokam. Ini perlu menjadi contoh bagi umat Islam di daerah-daerah lain”, pesan Din Syamsuddin mengakhiri ceramahnya.

Continue Reading